APA ITU SELF INJURY??
Self injury adalah
suatu bentuk perilaku yang dilakukan individu untuk mengatasi rasa sakit secara
emosional dengan cara melukai diri sendiri, dilakukan dengan sengaja tapi tidak
dengan tujuan bunuh diri, self injury biasa dilakukan sebagai bentuk
dari pelampiasan emosi yang terlalu menyakitkan untuk diungkapkan dengan
kata-kata (www.selfinjury.com).
The International Society for Study self injury mendefinisikan self injury sebagai
perilaku melukai diri sendiri dengan disengaja yang mengakibatkan kerusakan
langsung pada tubuh, untuk tujuan bukan sanksi sosial dan tanpa maksud bunuh
diri. (dalam Whitlock dkk, 2009: 1)
Berdasarkan beberapa
pengertian yang sudah dikemukakan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa self
injury adalah perilaku melukai diri sendiri secara sengaja dengan tujuan
mengatasi masalah emosi tanpa maksud untuk bunuh diri.
Self injury dapat
berupa mengiris, menggores kulit atau membakarnya, melukai atau mememarkan
tubuh lewat kecelakaan yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam kasus-kasus
yang lebih ekstrim mereka bahkan mematahkan tulang-tulang mereka sendiri,
memakan barang-barang yang berbahaya, mengamputasi tubuh mereka sendiri, atau
menyuntikkan racun ke dalam tubuh.
Dilansir dari Mental Health America, sebuah studi mengungkapkan bahwa metode atau cara yang paling umum dilakukan oleh penderita self injury antara lain:
- Menyayat kulit sebanyak 70-90%,
- Membenturkan kepala atau memukul diri sendiri sebanyak 21-44%
- Melakukan pembakaran ringan pada anggota tubuh sebanyak 15-35%
- Luka lainnya seperti menggores anggota tubuh sampai mengeluarkan darah, memasukan sesuatu ke dalam tubuh, sampai mengonsumsi detergen atau pemutih.
JENIS - JENIS SELF INJURY
Self injury terbagi
menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut: (Caperton, 2004: 5)
1)
Major self-mutilatin
Major self-mutilation
didefinisikan sebagai melakukan kerusakan permanen pada
organ utama, seperti memotong kaki atau mencukil mata. Self injury jenis
ini biasanya dilakukan oleh individu yang mengalami tahap psikosis. Stereotypic
melukai diri kurang parah tapi jauh lebih berulang.
2)
Stereotipic self-injury
Stereotypic self
injury tidak begitu parah tapi jauh lebih berulang.
Jenis self injury ini biasanya melibatkan perilaku berulang seperti
membenturkan kepala ke lantai secara berulang kali. Individu yang terlibat
dalam jenis self injury ini sering menderita gangguan saraf seperti
Autisme atau Sindrom Tourette.
3)
Superficial self-mutilatin
Superficial
self-mutilation dijelaskan oleh sebagai
jenis yang paling umum dari self injury. Contoh perilaku superficial
self-mutilation adalah menarik rambut sendiri dengan sangat kuat, menyayat
kulit dengan benda tajam, membakar bagian tubuh, membanting tubuhnya sendiri,
dan membenturkan kepala.
BENTUK - BENTUK SELF INJURY
Self injury dalam
istilah lain dikenal sebagai Self Harm, bentuk paling umum dari self
injury adalah membuat irisan dangkal pada lengan atau tungkai. Menurut
Whitlock, dkk. (2006: 117) bentuk-bentuk self injury antara lain:
a.
Menggores, menggaruk atau
mencubit yang dapat menimbulkan tanda pada kulit dan menyebabkan kulit berdarah
b.
Membanting atau memukulkan
objek kediri sendiri sehingga menimbulkan luka memar atau berdarah
c.
Mencabik-cabik kulit
d.
Mengukir kata-kata atau
bentuk-bentuk tertentu di permukaan kulit
e.
Menyuluti atau membakar
kulit dengan rokok, api ataupun air panas
f.
Menarik rambut secara paksa
dengan jumlah yang banyak.
Menurut Kanan dan Finger (2005: 3)
bentuk-bentuk self injury yang bisa dilakukan yaitu:
a.
Menggores bagian tubuh
tertentu
b.
Membakar bagian tubuh
tertentu dengan rokok
c.
Memukul diri sendiri,
memukul tembok atau benda keras yang lain
d.
Membuat tubuh menjadi luka
memar atau patah tulang
e.
Membenturkan kepala
f.
Menarik rambut
g.
Menghantamkan tubuh terhadap
suatu objek
h.
Mencubit
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa bentuk-bentuk self injury yang dikemukakan oleh Kanan dan Finger
telah terwakili oleh bentuk self injury yang dikemukakan oleh Whitlock.
Bentuk-bentuk self injury tersebut antara lain: menggores tubuh,
membakar tubuh, mencubit, menarik rambut, dan memukul objek tertentu ke diri
sendiri atau sebaliknya.
KARAKTERISTIK SELF INJURY
a.
Kesulitan
mengendalikan impuls diberbagi area yang terlihat dalam gangguan makan atau
aksi terhadap zat-zat adiktif
b.
Pernah
menderita penyakit kronis sewaktu kecil atau cacat
c.
Sangat
tidak menyukai dirinya sendiri
d.
Hypersensitive
terhadap
penolakan
e.
Memiliki
kemarahan yang kronis terhadap diri sendiri
f.
Bertendensi
menekan kemarahan
g.
Memiliki
perasaan agresif yang tinggi
h.
Umumnya
depresi atau stress berat
i.
Mengidap
kecemasan kronis
j.
Sering
mengalami iritabilitas
k.
Bertendensi
untuk menghindar
l.
Tidak
bisa mengontrol diri untuk bertahan hidup
m.
Kurangnya
kemampuan untuk menjaga atau membentuk hubungan yang stabil
n.
Takut
akan perubahan
o.
Tidak
ada kemauan untuk mengurus diri sendiri dengan baik
p.
Memiliki
self esteem yang rendah
q.
Masa
kecil penuh trauma
r.
Pola pemikiran yang kaku
Sedangkan
Menurut Knigge (1999: 2) karakteristik umum pelaku self injury adalah
sebagai berikut:
a. Sangat tidak menyukai diri mereka sendiri
b. Sangat peka terhadap penolakan
c. Terus-menerus marah pada diri mereka sendiri
d. Cenderung untuk menekan kemarahan
e. Memiliki tingkat agresif yang tinggi, yang
mereka setuju sangat kuat dan sering menekan atau mengarahkan pada diri
f. Kurangnya impuls kontrol
g. Cenderung bertindak sesuai dengan suasana
hati mereka saat itu
h. Cenderung tidak merencanakan masa depan
i. Mengalami depresi dan self destructive
j. Tidak henti-hentinya menderita kecemasan
k. Cenderung ke arah cepat marah
l. Tidak merasa diri mereka mampu mengatasi
masalah, tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
Penjelasan karakteristik pelaku self
injury di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pelaku self injury mempunyai
karakteristik umum yaitu: sangat tidak menyukai diri mereka sendiri, sangat
peka terhadap penolakan, terus-menerus marah pada diri mereka sendiri,
cenderung untuk menekan kemarahan, memiliki tingkat agresif yang tinggi,
umumnya depresi atau stress berat, mengidap kecemasan kronis
PENYEBAB SESORANG MELAKUKAN SELF INJURY
1. Mengalihkan perhatian
2. Pelampiasan rasa nikmat
3. Melepas Stress
4. Menghindari Mati Rasa
5. Menyampaikan Perasaan
6. Menghukum diri sendiri
7. Putus asa
8. Peluapan rasa marah
9. Merasa bersalah dan malu
Diagnosa
Untuk diagnosa pasti seseorang menderita self injury atau tidak hanya bisa dilakukan oleh profesional. Kita sebagai orang awam hanya bisa menduga dari beberapa ciri-ciri yang disebutkan. Namun jika sekelilingmu ada yang memiliki beberapa ciri-ciri self injury sangat disarankan untuk memeriksakannya lebih lanjut. Sebab self injury merupakan pintu menuju gangguan psikologi lainnya seperti Borderline Personality Disorder, bipolar, gangguan kecemasan, depresi hingga memicu schizophrenia.
PENGOBATAN
1. Terapi Evaluasi
Tahap pertama yang bisa dilakukan untuk penderita self injury adalah dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk membuka diri. Dengan terapi evaluasi mereka akan diberikan kesempatan untuk menceritakan keluhan mereka dan mendapat bantuan psikologi seperti support dan bantuan lainnya yang akan membuat mereka tidak lagi melukai diri sendiri.
2. Perawatan Rumah Sakit
Ada tiga macam tahapan perawatan di rumah sakit yang disediakan untuk penderita self injury. Yang pertama adalah rawat jalan, ini adalah perawatan bagi mereka yang senang menyakiti diri sendiri dalam tahap pemula yang tidak terlalu membahayakan. Biasanya penderita tipe ini hanya memberikan luka-luka kecil pada tubuh mereka.
Kedua adalah perawatan 6-12 jam. Perawatan ini ditujukan bagi mereka yang menderita depresi hingga selalu berkeinginan menyakiti diri mereka sendiri. Perawatan ini jauh lebih intensif dan membutuhkan perhatian khusus.
Perawatan yang terakhir adalah dengan rawat inap. Pelayanan ini biasanya ditujukan bagi penderita yang cukup parah atau dengan kata lain keinginan mereka untuk menyakiti diri sendiri tidak hanya berkisar pada luka ringan tapi juga keinginan mengakhiri hidup. Bagi penderita tipe ini pengawasan orang-orang profesional sangat dibutuhkan agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan.
Namun diantara pilihan-pilihan pengobatan untuk gangguan psikologi ini yang terbaik adalah dengan melakukan perawatan kombinasi yang teridiri dari pengobatan medis atau obat-obatan yang dapat memberikan ketenangan dan menekan rasa cemas. Lalu dilanjut dengan terapi kognitif atau perilaku yang membantu penderita untuk memahami diri mereka dan mengurangi tindakan destruktif yang dapat membahayakan diri mereka. Dan yang terakhir adalah terapi interpersonal di mana penderita diberikan kesempatan untuk berbaur dengan lingkungan sosial dan mendapatkan kepercayaan untuk menjalin hubungan sosial di masyarakat.
Terlepas dari itu semua, keinginan untuk sembuh dan konsistensi dari penderita adalah yang utama. Karena yang bisa mengubah diri mereka hanyalah mereka sendiri. Dukungan dari lingkungan dan pengobatan medis adalah faktor eksternal sifatnya hanya membantu mereka untuk terlepas dari kebiasaan menyakiti diri sendiri.
Gambar SELF INJURY :
Sumber :
https://www.academia.edu/28402568/PERAN_PERAWAT_TERHADAP_SELF_INJURY_DI_INDONESIA
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/alasan-melukai-diri-sendiri/
https://dosenpsikologi.com/gangguan-self-injury
http://psikologid.com/self-injury-sebagai-pelampiasan-emosi/
Komentar
Posting Komentar