Happy Day. Don't Forget to Pray

Semua dalam tahap belajar

The Blue Sky Project video ini saya beri judul seperti itu, karena seseuai dengan nama blog saya. Selain itu saya juga menyukai langit dan warna biru. dalam video yang saya buat saya terinspirasi dari Golden Closet Film in Tokyo. Yaitu film pendek yang dibuat oleh Jungkook BTS. saya membuat ini saat saya pulang kampung dan baru kepikiran di jalan. Saat di tol Banyumanik. niatya saya ingin membuat video dengan tema journey atau perjalanan. selain itu, saya embuat ini juga merupakan tugas mata kuliah Tekknologi Informasi. Semuanya murni buatan saya. Walaupun abal-abalan tapi cukup memuaskan untuk saya.

Berkenalan dengan "Self Injury"



APA ITU SELF INJURY??

Self injury adalah suatu bentuk perilaku yang dilakukan individu untuk mengatasi rasa sakit secara emosional dengan cara melukai diri sendiri, dilakukan dengan sengaja tapi tidak dengan tujuan bunuh diri, self injury biasa dilakukan sebagai bentuk dari pelampiasan emosi yang terlalu menyakitkan untuk diungkapkan dengan kata-kata (www.selfinjury.com).

The International Society for Study self injury mendefinisikan self injury sebagai perilaku melukai diri sendiri dengan disengaja yang mengakibatkan kerusakan langsung pada tubuh, untuk tujuan bukan sanksi sosial dan tanpa maksud bunuh diri. (dalam Whitlock dkk, 2009: 1)
Berdasarkan beberapa pengertian yang sudah dikemukakan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa self injury adalah perilaku melukai diri sendiri secara sengaja dengan tujuan mengatasi masalah emosi tanpa maksud untuk bunuh diri.
Self injury dapat berupa mengiris, menggores kulit atau membakarnya, melukai atau mememarkan tubuh lewat kecelakaan yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam kasus-kasus yang lebih ekstrim mereka bahkan mematahkan tulang-tulang mereka sendiri, memakan barang-barang yang berbahaya, mengamputasi tubuh mereka sendiri, atau menyuntikkan racun ke dalam tubuh.

Dilansir dari Mental Health America, sebuah studi mengungkapkan bahwa metode atau cara yang paling umum dilakukan oleh penderita self injury antara lain:
  1. Menyayat kulit sebanyak 70-90%,
  2. Membenturkan kepala atau memukul diri sendiri sebanyak 21-44%
  3. Melakukan pembakaran ringan pada anggota tubuh sebanyak 15-35%
  4. Luka lainnya seperti menggores anggota tubuh sampai mengeluarkan darah, memasukan sesuatu ke dalam tubuh, sampai mengonsumsi detergen atau pemutih.


JENIS - JENIS SELF INJURY
Self injury terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut: (Caperton, 2004: 5)
1)    Major self-mutilatin
Major self-mutilation didefinisikan sebagai melakukan kerusakan permanen pada organ utama, seperti memotong kaki atau mencukil mata. Self injury jenis ini biasanya dilakukan oleh individu yang mengalami tahap psikosis. Stereotypic melukai diri kurang parah tapi jauh lebih berulang.
2)    Stereotipic self-injury
Stereotypic self injury tidak begitu parah tapi jauh lebih berulang. Jenis self injury ini biasanya melibatkan perilaku berulang seperti membenturkan kepala ke lantai secara berulang kali. Individu yang terlibat dalam jenis self injury ini sering menderita gangguan saraf seperti Autisme atau Sindrom Tourette.
3)    Superficial self-mutilatin
Superficial self-mutilation dijelaskan oleh sebagai jenis yang paling umum dari self injury. Contoh perilaku superficial self-mutilation adalah menarik rambut sendiri dengan sangat kuat, menyayat kulit dengan benda tajam, membakar bagian tubuh, membanting tubuhnya sendiri, dan membenturkan kepala.



BENTUK - BENTUK SELF INJURY

Self injury dalam istilah lain dikenal sebagai Self Harm, bentuk paling umum dari self injury adalah membuat irisan dangkal pada lengan atau tungkai. Menurut Whitlock, dkk. (2006: 117) bentuk-bentuk self injury antara lain:
a.   Menggores, menggaruk atau mencubit yang dapat menimbulkan tanda pada kulit dan menyebabkan kulit berdarah
b.   Membanting atau memukulkan objek kediri sendiri sehingga menimbulkan luka memar atau berdarah
c.   Mencabik-cabik kulit
d.   Mengukir kata-kata atau bentuk-bentuk tertentu di permukaan kulit
e.   Menyuluti atau membakar kulit dengan rokok, api ataupun air panas
f.    Menarik rambut secara paksa dengan jumlah yang banyak.
Menurut Kanan dan Finger (2005: 3) bentuk-bentuk self injury yang bisa dilakukan yaitu:
a.   Menggores bagian tubuh tertentu
b.   Membakar bagian tubuh tertentu dengan rokok
c.   Memukul diri sendiri, memukul tembok atau benda keras yang lain
d.   Membuat tubuh menjadi luka memar atau patah tulang
e.   Membenturkan kepala
f.    Menarik rambut
g.   Menghantamkan tubuh terhadap suatu objek
h.   Mencubit
     Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk-bentuk self injury yang dikemukakan oleh Kanan dan Finger telah terwakili oleh bentuk self injury yang dikemukakan oleh Whitlock. Bentuk-bentuk self injury tersebut antara lain: menggores tubuh, membakar tubuh, mencubit, menarik rambut, dan memukul objek tertentu ke diri sendiri atau sebaliknya.


KARAKTERISTIK SELF INJURY
Karakteristik pelaku self injury antara lain sebagai berikut: (www.selfinjury.com)
a.       Kesulitan mengendalikan impuls diberbagi area yang terlihat dalam gangguan makan atau aksi terhadap zat-zat adiktif
b.      Pernah menderita penyakit kronis sewaktu kecil atau cacat
c.       Sangat tidak menyukai dirinya sendiri
d.      Hypersensitive terhadap penolakan
e.      Memiliki kemarahan yang kronis terhadap diri sendiri
f.        Bertendensi menekan kemarahan
g.       Memiliki perasaan agresif yang tinggi
h.      Umumnya depresi atau stress berat
i.         Mengidap kecemasan kronis
j.        Sering mengalami iritabilitas
k.       Bertendensi untuk menghindar
l.         Tidak bisa mengontrol diri untuk bertahan hidup
m.    Kurangnya kemampuan untuk menjaga atau membentuk hubungan yang stabil
n.      Takut akan perubahan
o.      Tidak ada kemauan untuk mengurus diri sendiri dengan baik
p.      Memiliki self esteem yang rendah
q.      Masa kecil penuh trauma
r.        Pola pemikiran yang kaku
Sedangkan Menurut Knigge (1999: 2) karakteristik umum pelaku self injury adalah sebagai berikut:
a.     Sangat tidak menyukai diri mereka sendiri
b.    Sangat peka terhadap penolakan
c.     Terus-menerus marah pada diri mereka sendiri
d.    Cenderung untuk menekan kemarahan
e.     Memiliki tingkat agresif yang tinggi, yang mereka setuju sangat kuat dan sering menekan atau mengarahkan pada diri
f.     Kurangnya impuls kontrol
g.    Cenderung bertindak sesuai dengan suasana hati mereka saat itu
h.     Cenderung tidak merencanakan masa depan
i.      Mengalami depresi dan self destructive
j.      Tidak henti-hentinya menderita kecemasan
k.     Cenderung ke arah cepat marah
l.      Tidak merasa diri mereka mampu mengatasi masalah, tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
Penjelasan karakteristik pelaku self injury di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pelaku self injury mempunyai karakteristik umum yaitu: sangat tidak menyukai diri mereka sendiri, sangat peka terhadap penolakan, terus-menerus marah pada diri mereka sendiri, cenderung untuk menekan kemarahan, memiliki tingkat agresif yang tinggi, umumnya depresi atau stress berat, mengidap kecemasan kronis

PENYEBAB SESORANG MELAKUKAN SELF INJURY

1. Mengalihkan perhatian
2. Pelampiasan rasa nikmat
3. Melepas Stress
4. Menghindari Mati Rasa
5. Menyampaikan Perasaan
6. Menghukum diri sendiri
7. Putus asa
8. Peluapan rasa marah
9. Merasa bersalah dan malu

Diagnosa


Untuk diagnosa pasti seseorang menderita self injury atau tidak hanya bisa dilakukan oleh profesional. Kita sebagai orang awam hanya bisa menduga dari beberapa ciri-ciri yang disebutkan. Namun jika sekelilingmu ada yang memiliki beberapa ciri-ciri self injury sangat disarankan untuk memeriksakannya lebih lanjut. Sebab self injury merupakan pintu menuju gangguan psikologi lainnya seperti Borderline Personality Disorder, bipolar, gangguan kecemasan, depresi hingga memicu schizophrenia.

PENGOBATAN
1. Terapi Evaluasi
Tahap pertama yang bisa dilakukan untuk penderita self injury adalah dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk membuka diri. Dengan terapi evaluasi mereka akan diberikan kesempatan untuk menceritakan keluhan mereka dan mendapat bantuan psikologi seperti support dan bantuan lainnya yang akan membuat mereka tidak lagi melukai diri sendiri.
2. Perawatan Rumah Sakit
Ada tiga macam tahapan perawatan di rumah sakit yang disediakan untuk penderita self injury. Yang pertama adalah rawat jalan, ini adalah perawatan bagi mereka yang senang menyakiti diri sendiri dalam tahap pemula yang tidak terlalu membahayakan. Biasanya penderita tipe ini hanya memberikan luka-luka kecil pada tubuh mereka.
Kedua adalah perawatan 6-12 jam. Perawatan ini ditujukan bagi mereka yang menderita depresi hingga selalu berkeinginan menyakiti diri mereka sendiri. Perawatan ini jauh lebih intensif dan membutuhkan perhatian khusus.

Perawatan yang terakhir adalah dengan rawat inap. Pelayanan ini biasanya ditujukan bagi penderita yang cukup parah atau dengan kata lain keinginan mereka untuk menyakiti diri sendiri tidak hanya berkisar pada luka ringan tapi juga keinginan mengakhiri hidup. Bagi penderita tipe ini pengawasan orang-orang profesional sangat dibutuhkan agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan.

Namun diantara pilihan-pilihan pengobatan untuk gangguan psikologi ini yang terbaik adalah dengan melakukan perawatan kombinasi yang teridiri dari pengobatan medis atau obat-obatan yang dapat memberikan ketenangan dan menekan rasa cemas. Lalu dilanjut dengan terapi kognitif atau perilaku yang membantu penderita untuk memahami diri mereka dan mengurangi tindakan destruktif yang dapat membahayakan diri mereka. Dan yang terakhir adalah terapi interpersonal di mana penderita diberikan kesempatan untuk berbaur dengan lingkungan sosial dan mendapatkan kepercayaan untuk menjalin hubungan sosial di masyarakat.
Terlepas dari itu semua, keinginan untuk sembuh dan konsistensi dari penderita adalah yang utama. Karena yang bisa mengubah diri mereka hanyalah mereka sendiri. Dukungan dari lingkungan dan pengobatan medis adalah faktor eksternal sifatnya hanya membantu mereka untuk terlepas dari kebiasaan menyakiti diri sendiri.

Gambar SELF INJURY :
  
 


Sumber :
https://www.academia.edu/28402568/PERAN_PERAWAT_TERHADAP_SELF_INJURY_DI_INDONESIA
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/alasan-melukai-diri-sendiri/
https://dosenpsikologi.com/gangguan-self-injury
http://psikologid.com/self-injury-sebagai-pelampiasan-emosi/




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua dalam tahap belajar

EUPHORIA

Senam Untuk Ibu Hamil